Indonesia memiliki keragaman budaya dan sumber daya alam yang kaya pula. Kekayaan alam telah melahirkan banyak menu-menu kuliner yang unik, hasil kolaborasi berbagai sumber daya alam yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Kekayan alam yang luar biasa menghasilkan budaya yang luar biasa, seperti budaya minum kopi durian. Kopi yang digandeng dengan durian ini muncul saat musim durian tiba. Oleh karena itu minuman kopi durian ini sangat spesial sebab hanya bisa ditemukan pada saat musim durian.
Satu lagi keunikan dari kopi durian, kopi durian ini mayoritas hanya bisa ditemuan di daerah-daerah penghasil durian, seperti Medan, Bengkulu, dan Lampung. Kawan-kawan juga bisa menemukan di daerah bukan penghasil durian. Namun, harus menebusnya dengan harga yang mahal.
Kopi durian diolah secara sederhana dan disajikan dengan sederhana pula. Namun, rasanya tidak sederhana. Pada umumnya, cara menikmati kopi durian sangat mudah. Satu buah biji durian yang sudah dipisah dengan bijinya lalu dicelupkan pada kopi hitam. Namun, ada beberapa daerah yang memiliki teknik menikmati kopi durian secara berbeda-beda.
Di beberapa daerah, budaya minum kopi durian dan teknik menikmati kopi durian berbeda-beda. Di wilayah Bengkulu, masyarakatnya minum kopi durian dengan cara memasukkan satu biji buah durian yang sudah dilepas bijinya ke dalam kopi. Sebagai salah satu cara mengganti rasa manis dari gula.
Wilayah Lampung juga memiliki budaya minum kopi durian. Kalau di Bengkulu memasukkan satu bji ke dalam kopi sebagai bentuk pengganti rasa manis, maka di Lampung, buah durian di cocol ke dalam kopi. Kalau kita bayangkan emm jadi ngiler, mending langsung saja coba deh mencicipi kopi durian.
Supaya bisa langsung praktik mencelupkan buah durian yang sudah dibuang bijinya ke dalam kopi, lalu buahnya di makan pelan-pelan. Sensasi creamy-creamy maknyus akan menghampiri lidah dan langsung lumer dengan perpaduan rasa asam dan manis.
Paling enak kalau minum kopi bareng duriannya bersama kawan-kawan. Sambil bercerita tentang masa lalu serta masa depan. Kalau makannya sendirian, rasanya kurang nendang. sebab rasa persaudaraan dan kebersamaan tidak muncul.
Begitu kaya kuliner-kuliner kita, mari kita syukuri dengan menjaga alam dan juga menikmati kulinernya.