TIMELINE SINGKAT DAN SEJARAH KOPI DUNIA & INDONESIA

TIMELINE SINGKAT DAN SEJARAH KOPI DUNIA & INDONESIA

  • 850 M: Biji kopi ditemukan oleh gembala Ethiopia yang mengamati kambingnya bertingkah aneh setelah makan buah merah dari semak kopi. Legenda mengatakan bahwa penggembala itu menunjukkan biji kopi kepada biksu setempat, yang mengira mereka berasal dari iblis dan, pada gilirannya, melemparkannya ke dalam api. Ini menghasilkan aroma menyenangkan dari kopi yang dipanggang, yang kemudian mendorong mereka untuk menemukan cara untuk mengkonsumsinya. Di suatu tempat di sepanjang jalan, mereka tahu mereka bisa memotongnya dan mencampurnya dengan air untuk membuat minuman yang lezat dan berenergi!
  • 1000: Karya sastra pertama yang diketahui menggambarkan kopi oleh filsuf Avicenna Bukhara dicatat.
  • 1454: Rumah kopi pertama, yang berfungsi ganda sebagai ruang untuk praktik keagamaan, didirikan di Ethiopia, yang disebut Kaveh Kanes.
  • 1511: Di Mekah, warga berkumpul di kedai kopi untuk membahas masalah politik. Gubernur, yang takut akan pengaruh yang dihasilkan oleh pertemuan ini, melarang kopi dan menutup kedai-kedai kopi.
  • 1570: Kopi tiba di Venesia, yang kemudian memfasilitasi penyebaran kopi di seluruh dunia.
  • 1800-an: Konsumsi kopi global meroket dengan pertumbuhan perusahaan seperti Folgers dan Maxwell House.
  • 1884: Angelo Moriondo menerima paten untuk mesin espresso pertama.
  • 1908: Melitta Bentz mematenkan filter kopi.
  • 1971: Starbucks membuka toko pertamanya di Seattle dan membantu memulai “gelombang kedua” kopi, dengan fokus pada peningkatan kualitas kopi.
  • 1982: The Speciality Coffee Association dibentuk untuk membantu mendorong dan mendukung inovasi dalam pasar kopi berkualitas tinggi.
  • 2002: Istilah “gelombang ketiga” diciptakan oleh Trish Rothgeb dari Wrecking Ball Roasters, yang membandingkan pekerja kopi spesial dengan pengrajin karena tingkat perawatan yang mereka berikan pada produk selama seluruh proses pembuatan kopi dari tanaman hingga siap disajikan dalam secangkir kopi.
Baca Juga  Jasa Roasting Kopi Jogja Terlengkap

Lalu Bagaimana dengan di Indonesia?

Indonesia merupakan Negara agraris yang cukup subur untuk lahan pertanian dan
perkebunan termasuk untuk pengembangbiakan tanaman kopi, maka merupakan suatu hal
yang wajar ketika Indonesia menjadi Negara pengekspor kopi jenis robusta terbesar di dunia. Kopi merupakan komoditas utama perdagangan terbesar kedua setelah gas dan minyak, namun dibalik harga kopi Indonesia yang terus membaik justru dunia perekonomian Indonesia mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh perkembangan kopi yang tidak disertai dengan peningkatan standar mutu kopi yang dihasilkan petani Indonesia. Standar Mutu Biji Kopi sudah digalakkan Sejak tahun 1978 melalui SK Menteri Perdagangan No. 108/Kp/VII/78 Tanggal 1 Juli 1978. Standar mutu biji kopi yang digunakan adalah system triase. Namun demikian, sejak tanggal 1 Oktober 1983 sampai saat ini, untuk menetapkan mutu kopi, Indonesia menggunakan system nilai cacat (Defects Value System) sesuai keputusan ICO (International Coffe Organization). Dalam system cacat ini, semakin banyak nilai cacatnya, maka mutu kopi akan semakin rendah dan sebaliknya semakin kecil nilai cacatnya maka mutu kopi semakin baik.

Baca Juga  Seberapa Pentingnya Barista di Sebuah Café?

Kopi merupakan komoditas tropis utama yang diperdagangkan di seluruh dunia dengan
kontribusi setengah dari total ekspor komoditas tropis. Popularitas dan daya tarik dunia terhadap kopi, utamanya dikarenakan rasanya yang unik serta didukung oleh faktor sejarah, tradisi, sosial dan kepentingan ekonomi

Sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam,Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748 ribu ton atau 6,6 % dari produksi kopi dunia pada tahun 2012. Dari jumlah tersebut, produksi kopi robusta mencapai lebih dari 601 ribu ton (80,4%) dan produksi kopi arabika mencapai lebih dari 147 ribu ton (19,6%).Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar(ha) dengan luas lahan perkebunan kopi robusta mencapai 1 juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 0,30 ha6 Konsumen kopi terus memaksakan penerapan standar baru dalam perdagangan kopi.

saat ini :
Peminat sekaligus penikmat kopi terus tumbuh pada kopi khusus dan kopi daerah, hal ini membentuk pola pola baru penggunaan kopi mulai dari minuman , parfum , hingga olahan makanan.

Bagi anda yang ingin melakukan semakin memahami teknik roasting di jogjakarta, saat ini anda bisa berkunjung ke Coday Coffee Labs & Roastery, berbagai teknik Roasting , Brewing hingga management kopi diperkenalkan disekolah kopi.