Bisnis kopi di tengah pandemi

Solusi Mengatasi Pahitnya Bisnis Kopi di Tengah Pandemi

Bisnis Kopi di tengah Pandemi – Pahit memang. Seperti rasa kopi pagi  bung & nona. Sayangnya, pahitnya Covid-19  tidak bisa bikin hari pagi jadi semangat tapi malah bikin tidak fokus, bikin mood terjun jauh ke bawah.

Bung & Nona pasti sudah menulis rencana bisnis tahun 2020. Mengalokasikan modal  untuk menjalankan rencana secara rinci. Namun, apa lacur, Covid-19 menghancurkan bangunan rencana jadi berantakan. Tentu semua sepakat bahwa 2020 bukan tahun yang pas untuk ekspansi bisnis. Bisa bermanuver ke sektor bisnis yang diterima pasar saat pandemi, tentu sudah menjadi hal yang luar biasa.

Kondisi ekonomi  gonjang-ganjing. Sisi permintaan  barang dan jasa  torgoncang lantas jatuh. Tentu tetap ada pengecualian, seperti permintaan masker yang makin melonjak.  Ironisnya, permintaan terhadap produk-produk kebutuhan sekunder macam busana, mobil, perumahan, kuliner, pariwisata, & kopi tentu anjlok. Mayoritas masyarakat menahan uang dan hanya mengeluarkannya untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2020 jatuh menyentuh angka 2,97%.  Runtuhnya sisi permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa menjadi faktor utama mendaratnya pertumbuhan ekonomi. Ditambah lagi, larangan untuk berkumpul dalam skala besar, tentu berdampak pada kelangsungan banyak bisnis, seperti kuliner, hiburan, dan kedai kopi.

Bisnis kopi di tengah pandemi terasa pahit. Para penikmat kopi yang biasanya nongkrong di kedai kopi sambil ngobrol bareng kawan-kawan, dari pagi hingga larut malam sudah memasuki babak surut.  Pintu yang biasanya Bung & Nona  buka lebar untuk kawan-kawan yang mau ikut kelas barista, terpaksa ditutup. Jadwal-jadwal kelas barista untuk bulan Februari, Maret, dan April  2020 yang sudah penuh, terpaksa dijadwal ulang.

Hemmmm panjang deh kalau masalah akibat Covid-19 diurai. Bung & Nona bisa cerita sendiri pengalamannya sebagai  pemilik kedai kopi, roaster, barista, dan semuanya yang  menggeluti dunia kopi tapi terbaring gara-gara Covid-19.

Pasti pengalamannya menarik dan memiliki keunikan masing-masing. Bisa loh, pengalaman jatuh bangun Bung & Nona masa pandemi bisa ditulis dan dibukukan. Pas sekali  buat pelajaran generasi mendatang serta jadi kenang-kenangan.

Di masa pandemi, konsistensi untuk memasarkan produk adalah kunci agar tidak roboh. Meski tidak show off besar-besaran dalam proses marketing, hal paling sederhana yang bisa Bung & Nona lakukan adalah dengan mengisi konten yang menjadi saluran pemasaran online. Mulai dari Website, Instagram, Facebook, Tik-Tok, dan Twitter.

Berhenti mengisi konten digital secara total adalah kesalahan fatal

bisnis kopi di tengah pandemi

Berhenti mengisi konten digital gara-gara Covid-19 adalah pilhan  yang fatal, saat menjalankan bisnis kopi di tengah pandemi. Masih banyak hal yang bisa ditanam dan panennya  tentu dimasa mendatang.

Hal yang bisa ditanam adalah konten digital untuk proses marketing. Konten-konten website, Instagram, Twitter, dan Facebook  yang sudah Bung & Nona bangun  sejak awal wajib tetap produksi dan disebarkan.

Manfaatnya banyak sekali saat Bung & Nona tetap konsisten produksi konten. Supaya konsumen loyal tidak pergi,  follower tidak berkurang, semakin banyak orang yang mengenal merek bisnis Bung & Nona, serta closing untuk produk-produk yang  bisa take away atau COD.

Meski peluang closing sekarang masih sangat sedikit, namun konten marketing digital menjadi sarana membangun komunikasi  dengan konsumen yang efektif. Di sisi yang lain, konten digital marketing berguna untuk membangun brand image, brand awareness, yang buah manisnya bisa dipetik masa mendatang.

Oleh karena itu, konten harus tetap diproduksi. Berikut  alasan kuat, kenapa bung & nona harus mengisi konten digital bisnis kopi setiap hari.

Alokasi Waktu Masyarakat di Media Sosial

Bisnis kopi di tengah pandemi

Trafik pengguna media sosial di tengah pandemi sangat tinggi. Pengguna Instagram, Whatsapp, Facebook mengalami kenaikan yang signifikan selama bulan Maret 2020. Berdasarkan penelitian platform Klear, postingan instagram story per harinya naik 15 %. Kemudian pengguna yang aktif melihat story naik 21%.

Peningkatan alokasi waktu masyarat pada media sosial, tentu harus direspon. Dengan tujuan meningkatkan engagement bisnis Bung & Nona dengan  publik.  Cara yang paling mudah adalah dengan konsisten mengisi media sosial dengan konten-konten yang positif, edukatif, & solutif.

Jadi, semangat yaa mengisi blog, semangat menampilkan foto ciamik di Instagram, semangat menampilkan story di Instagram dan Facebook.

Waktu yang tepat untuk menambah follower

Pertumbuhan ekonomi rendah, daya beli masyarakat juga rendah. Alhasil, meskipun postingan di Blog, Instagram, Facebook, dan Twitter tidak menghasilkan closing, Bung & Nona memiliki peluang untuk mendapatkan banyak follower aktif  yang bermanfaat di masa mendatang ketika kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat kembali meningkat.

Membangun perhatian, untuk mendapatkan perhatian adalah kunci investasi jangka panjang untuk mendapatkan konsumen loyal. Selama pandemi, konten bisnis harus membangun keterikatan yang dekat dengan banyak netizen, supaya  merek bisnis kopi Bung  & Nona mendapatkan perhatian dari publik.  Jangan sampai konten kosong mlompong seperti rumah berhantu.

Yap, bisnis kopi di tengah pandemi memang harus disikapi dengan konsistensi. Minimal produksi konten untuk media pemasaran online yang buah manisnya bisa dipetik dimasa depan. Saat keadaan ekonomi dan daya beli masyarakat kembali normal.